Masih dalam mimpi indahku.
Siapakah dia, dia yang tiba tiba hadir menghampiri ku dan berkata "Datanglah kerumah, temui bapak ku dan segera khitbah diriku". Kalimat yang sederhana tapi sedikit membuatku terdiam sejenak. Apakah seorang wanita yang qodratnya menunggu pangerannya datang sendiri menemui bapak sang wanita, kini malah mendahului dan berharap sang pangeran impiannya datang menjemputnya.
Terperanjat diriku dari tempat tidur. Baru kusadari itu semua hanya bunga tidur. Sempat sejenak aku berfikir apa maksud dari mimpi tersebut. Ku tatap jam dinding yang terus berdetik, waktu itu menunjukkan pukul 03.00 wib. Segera aku beranjak dari tempat tidur, menyusuri rumah yang masih diterangi lampu pijar menuju kamar mandi. Air wudhu telah membasahi sebagian tubuh. Setelah mimpi itu, kusampaikan semuanya pada sang pencipta kita Allah SWT. Dalam heningnya malam, aku bersujud kepada-Nya dalam tahajud ku ceritakan semua, dan berharap mendapatkan jawaban dari mimpi itu.
Lantunan ayat suci Al-quran menenangkan hati. "Dan Allah telah menjadikan jodoh-jodoh kamu sekalian dari jenismu sendiri, lalu menjadikan anak-anak dan cucu bagi kamu dari jodoh-jodohmu (An-Nahl:72).
Kulupakan semuanya, dan kututup mushaf ketika suara adzan subuh diperdengarkan. Segera ku langkahkan kaki ini menuju masjid terdekat. Langkah ini sudah lama tak menghampiri masjid tua ini. Masjid yang dulunya dibangun ketika aku masih kecil. Tempat aku menggali dan memperlajari baca tulis al-quran, tempat aku mempelajari bagaimana kehidupan islam. Padahal dulu hampir setiap sore aku bersemangat melangkahkan kaki kecil ku menuju masjid ini. Ingatan masa kecil membuat garis senyum di bibirku.
"Dua rakaat (sebelum) subuh lebih baik daripada dunia seisinya [HR. Muslim]."
Suasana masjid hening akan kesepian, waktu itu aku bisa menghitung berapa jamaah yang datang. Hanya sekitar 5 jamaah yang datang termasuk diriku. Segera aku melakukan sholat sunah rawatib (shalat yang menyertai shalat fadhu). Dalam sujud kurasakan ada getaran langkah kaki menuju belakang masjid (tempat mengambil wudhu). Satu dua orang kurasakan. Tidak mereka banyak, kupastikan ketika sholat ku berakhir. Yaa Rabb, inilah janji-Nya. Seketika masjid penuh pagi itu. Sholat subuh berjamaah yang berkesan bagi ku. Bahkan sholatnya harus dilakukan 3 tahap, hal ini dikarenakan padatnya jamaah yang datang.
Keindahan pagi itu seketika sedikit sirna. Ketika ku sadari, bahwa jamaah yang memenuhi masjid bukanlah warga desa. Melainkan rombongan dari luar, itu aku ketahui setelah melihat dua buah mobil wisata besar terparkir diluar.
"Dua rakaat itu lebih aku cintai ketimbang seluruh dunia [HR. Muslim]."
Demikianlah pahala besar yang telah dijanjikan Allah bagi orang yang menjalankan ibadah sholat sunah subuh. Siapa yang mau menyambutnya? Wallahu a'lam.
"Siapa wanita yang datang dalam mimpi ku semalam?" [....] *next time
*just fiksi*