Hari ini aku berkunjung kesebuah panti diujung kota.
Senyuman anak-anak panti membuat ku lupa akan permasalahan dunia. Diantara
kebersamaan kami, mata ku tertuju pda sebuah pemandangan diluar halaman panti.
Suara khas pedagang sosis menjajakan dagangan nyaring
terdengar. Beberapa anak kecil menyerbunya, termasuk Rasya. Tapi Rasya seketika
bingung. Walaupun dia berada dibarisan paling depan, tapi dia tak mendapatkan
apa yang dia pinta. Sementara yang dating belakangan sudah berbalik arah dengan
sosis hangat di tangannya.
“Ade minta uang dulu ya sama ibu??”
Rasya diam, tak mengerti. Kecewa seakan ingin menangis. Aku
memperhatikan mereka dari kejauhan. Tak lama. Seorang nenek mengambil Rasya dan
membawanya dalam gendongan.
“Rasya makan nasi dulu ya?? Sudah waktunya makan.”
Penolakan terjadi dari seorang anak kecil yang masih
menginginkan sosis hangat ditangannnya. Rasya menolak, meronta dan berteriak.
Dekapan hangat dari seorang nenek membuat Rasya tenang sesaat. Yaa, Rasya mulai
tenang berbaring disebuah gubuk kecil disambil neneknya.
Aku mulai tersenyum melihat pemandangan itu. Kebahagian bias
didapat hanya dengan dekapan hangat dari seorang keluarga. Kembali ku bermain
bersama dengan anak-anak panti. Sampai waktu sholat dzuhur pun dating, dan kami
lanjutkan dengan makan siang bersama.
“Rasyaa…”
Kembali terdengar teriakan nenek memanggil cucu nya. Rasya kembali rebut ketika melihat teman-temannya asyik menikmati es krim bertaburkan susu bubuk coklat. Nenek menyerah, masuk kedalam gubuk. Mencari di setiap sudut tempat biasa menaruh uang logam. Di saku lemari, tas, atasan pintu dan sampai ke sela-sela pojokan gubuk. Hanya terkumpul beberapa buah koin seratus rupiah. Tidak cukup.
“Rasya beli permen saja ya… es krim nya besok.”
“Tidak mau… Rasya mau es krim.”
Tangan rentah sang nenek tak cukup cepat menahan tubuh kecil
yang berlari kencang. Takut. Mungkin sang nenek berharap tukang es krim akan
mengira kekurangan uang anaknya karena terjatuh dan mengikhlaskan sepotong es
krim dagangannya.
Harapan sang nenek tak terjadi. Pedangan itu menyuruh
cucunya kembali. Wajah sedih Rasya
menambah pilu hati sang nenek.
Yaa rabb,
Kenapa aku harus melihat kejadian ini ketika aku tersenyum bahagia dengan yang lain??. [….]
Kenapa aku harus melihat kejadian ini ketika aku tersenyum bahagia dengan yang lain??. [….]
0 komentar :
Koreksi Catatan
Silahkan tinggalkan jejak kalian!!!
Gunakan Anonymous jika tidak mempunyai akun google...