Apakah remaja ketika berpacaran tidak memikirkan seks ?
Salah satu tujuan pacaran sekarang ini adalah mengambil keuntungan dari sebuah hubungan, termasuk di dalamnya adalah seks. Mereka bisa berbagi rasa, bisa meraba, bisa menikmati raga yang bebas biaya atas nama cinta. Atas nama cinta, seorang pria bisa dengan leluasa membelai rambut pacarnya, mencium pipinya dan bahkan menyemai benih di rahimnya. Kemudian mereka berkata, “Ini bukan yang kami inginkan.” Padahal seluruh malaikat menjadi saksi betapa ketika perzinaan itu berlangsung, akal mereka sadar dan nalar mereka juga belum pingsan.
ABG sekarang bukanlah anak muda yang lugu dan tak tahu apa-apa. Terbukanya teknologi informasi membuat mereka dengan leluasa belajar hal-hal yang seharusnya tidak mereka pelajari. Mereka menjadi sangat pintar dalam mengekspresikan nafsu biologisnya. Parahnya mereka mengartikan cinta dengan hubungan seks. Maka saat ini tidaklah mengherankan bila ditemukan banyak rekaman video mesum yang dilakukan oleh anak usia sekolah.
Mereka merasa nyaman bila bisa saling menyayangi
bak suami istri. Awalnya mungkin merasa menyesal luar biasa, tetapi lama kelamaan mereka akan menjadi ketagihan. Hidup penuh dengan dosa zina, dosa yang besar susah taubat darinya.
Mereka yang telah terbiasa berzina tidak akan merasa nyaman dalam menjalani hidup. Selalu terhantui oleh perasaan berdosa kepada Allah yang Maha Kuasa. Terhantui oleh kesalahan yang dibuat bersama dengan sang pacar. Perasaan ini akan muncul dan tenggelam tergantung suasana hatinya. Manakala ia dalam kesendirian ia akan mengingat Rabb-nya. Ia akan mengingat posisinya di mata Allah ta’ala. Ia merasa tak berharga, dan berlumuran dosa. Tetapi manakala ia kembali bersama pacarnya, perasaan itu akan hilang dengan sendirinya. Tak mampu berkata TIDAK, dan sangat berat untuk sekadar MENOLAK.
Ketika kamu menyemai cinta di usia sekolah, maka pikiran kamu akan terpecah-pecah. Dia, akan menjadi fokus utama, di manapun dan kapan pun. Saat mau berangkat sekolah, bukan pelajaran yang menjadi pikiran, tetapi malah, “Emm, dia naik apa ya ke sekolah?”
Setelah sampai ke sekolah, Pak Guru di depan kelas tidak akan menyita perhatianmu. Tetapi malah kamu asyik melihat kuncir rambutnya yang baru, dan bagaimana nikmatnya kamu menikmati kekasihmu itu. Pelajaran entah hilang kemana, konsentrasi pudar dan hilang begitu saja. Kalau sudah mabuk begini, jangankan matematika, pelajaran menggambar saja kamu mungkin tidak bisa.
Pas jam pelajaran usai, bukannya mau persiapan pulang dan membantu ibunda, tetapi malah asyik nongkrong di atas sepeda motor. Menunggu sang pacar keluar dari sekolah, untuk dibonceng pulang menuju ke rumah. Hari-hari menonton televisi, ceritanya juga garing dan membuat bosan hati. Seputar cowok dan cewek, rebutan kekasih, saling bentak, saling caci hanya karena seorang lelaki. Seolah urusan anak SMA hanya melulu pacaran dan hura-hura saja. Tak ada lagi urusan mengukir prestasi, atau memenangkan kejuaraan tertentu.
Ceritanya melulu hanya soal wanita yang punya pacar, atau pacar yang dipermainkan saja.
Dulu ketika UU Pornografi belum disahkan, mungkin mudah saja bagi sepasang kekasih untuk melakukan pacaran di tempat terbuka dan umum. Mereka melampiaskan nafsu di tempat umum yang sudah mereka anggap aman, padahal ada sebuah kamera mengintai mereka dan merekam semua kejadian yang ada. Tersebarlah video itu dan kemudian sekolahnya terkena teguran. (Burhan Shadiq)
0 komentar :
Koreksi Catatan
Silahkan tinggalkan jejak kalian!!!
Gunakan Anonymous jika tidak mempunyai akun google...